Dalam perjalanannya Al jazeera terus berkembang dan semakin populer, bahkan mampu mengimbangi pemberitaan media-media barat, sepak terjang al-jazeera ini tentu saja menjadi perhatian khusus Amerika Serikat, bahkan pihak AS semakin resah ketika Aljazeera melakukan wawancara dengan al-qaeda dan AS pun menuduh aljaeera sebagai corong dari al-qaeda.
Pada 8 April 2003 , kantor Al Jazeera di Baghdad diserang oleh tentara AS, yang menewaskan reporter Tareq Ayyoub dan melukai seorang lainnya. Serangan Amerika Serikat terhadap kantor berita Al jazeera itu bukanlah yang pertama kali, hal ini juga pernah terjadi sebelumnya, yaitu pada 13 November 2001, ketika AS meluncurkan serangan roket ke kantor Al Jazeera di Kabul pada saat invasi AS ke Afganistan, yang juga setelah AS menerima informasi tentang lokasi kantor
tersebut. Awak kamera Al Jazeera, Sami Al-Haj , yang berwarganegara Sudan , juga ditahan oleh tentara AS pada awal tahun 2002 di Teluk Guantanamo, Kuba . Pada 23 November 2005 , pengacara Sami Al-Haj yang bernama Clive Stafford-Smith melaporkan bahwa dalam lebih dari seratus interogasi yang dialami Sami, petugas AS selalu menanyakan apakah Al Jazeera merupakan corong al-Qaeda . Alasan penahanan Sami hingga kini tidak diketahui, meski pernyataan dari petugas AS selalu menyebutkannya sebagai ancaman keamanan.
Meski mendapat serangan dan tekanan dari Amerika Serikat, Aljazeera tetap eksis dan berkiprah untuk menghadapi propaganda media barat, hingga saat ini Al jazeera tetap berkibar dan bersuara, bahkan Aljazeera telah mampu menyaingi BBC dari skala jumlah pemirsa dengan perkiraan jumlah pemirsanya telah mencapai 50 juta pemirsa lebih.