Di sekitar tanggal itu, biasanya stasiun-stasiun tv nasionalpun menayangkan acara-acara bertemakan valentine's day, dari mulai sinetron, FTV, film, talkshow hingga musik. Padahal budaya valentine itu bukan berasal dari Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Tapi karena stasiun-stasiun tv di Indonesia memang lebih cenderung sekuler, maka tayangan valentine's daypun menjadi sajian khusus di berbagai stasiun televisi, sesuai prinsip ekonomi yang penting untung man! Artis-artis sebagai publik figurpun ikut meramaikan dan memuja-muja valentine's day tersebut. Padahal di sisi lain, valentine's day yang bermakna kasih sayang dengan saling berbagi hadiah ini bisa menjerumuskan kalangan anak muda dalam pergaulan bebas, tak jarang hari valentine's day itu berujung perbuatan maksiat.
Jika melihat fenomena tersebut, maka stasiun-stasiun tv turut bertanggung jawab dengan hal tersebut, karena tayangan-tayangannya sangat besar pengaruhnya. Masyarakat Indonesia tentu menginginkan tayangan-tayangan tv yang lebih mendidik, dan berharap stasiun-stasiun tv dapat melakukan itu, namun jika melihat kondisi dunia pertelevisian Indonesia saat ini plus ditambah kondisi masyarakatnya hal itu agak sulit terwujud, karena rating tv yang tinggi dengan keuntungan yang besar tetap menjadi tujuan utama meskipun dengan mengesampingkan moral dan tayangan yang edukatif.